Kamis, Januari 24, 2013


Aceh adalah salah satu wilayah negara republik Indonesia yang begitu beragam dengan kekayaan alam dan budayanya. Saat ini Aceh lebih dikenal dengan nama Nanggroe Aceh Darussalam. Aceh di masa lalu sebenarnya memiliki sejarah yang sangat panjang dan kompleks, terutama dalam perannya membentuk negara kesatuan republik Indonesia kita tercinta ini. Pada masa lalu, sebelum adanya Indonesia, Aceh adalah suatu kerajaan yang sangat kaya raya. Pada masa itu Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda, pada abad ke-16. Aceh telah memiliki hubungan dagang dengan dunia barat seperti Inggris, Turki Ottoman dan Belanda. Lantas kemudian karena ketamakan dan tergiur akan kekayaan dan kemakmuran Aceh, bangsa barat ingin menguasainya.

Kesultanan Aceh dan kejayaannya
Kesultanan Aceh berdiri tepat setelah keruntuhan kerajaan Samudra Pasai pada abad ke-14. Ibu kota kesultanan Aceh adalah Kutaraja yang sekarang ini dikenal oleh rakyat Indonesia dengan sebutan Banda Aceh. Kesultanan Aceh di masa lalu memiliki kemegahan karena kemampuannya dalam mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, perjuangannya yang tak terkalahkan dalam mengusir penjajahan dan imperialisme bangsa barat dari tanah serambi Makkah. Selain itu sistem pemerintahannya sudah sangat teratur dan sistematik, memiliki pusat pengkajian ilmu-ilmu pengetahuan yang berkembang pesat kala itu dan memiliki kemampuan dalam hal hubungan diplomatik dengan negara lain. Pada tahun 1873, Belanda sebagai pemenang dari persaingan bangsa barat di Indonesia melancarkan serangan ke Aceh. Pada awalnya Belanda menggunakan ancaman diplomatik, namun cara ini gagal. Lantas pecahlah perang yang disebut perang Aceh. Namun kesultanan Aceh tidak begitu saja dapat ditaklukkan karena perlawanan yang sengit. Sehingga cukup lama Belanda tidak bisa menguasai wilayah Aceh. Perang kembali berkecamuk pada tahun 1887, namun Aceh tetap gagal dikuasai karena perlawanan para pejuang Aceh yang gagah berani. Pada tahun 1892 dan 1893, perang Aceh kembali meletus dan Belanda tetap gagal merebut Aceh.
Keruntuhan Kesultanan Aceh
Keruntuhan kesultanan Aceh bermula dengan strategi penyusupan yang dilakukan oleh Dr. Christian Snouck Hurgronje. Ia berpura-pura masuk Islam dan diterima dengan baik oleh masyarakat Aceh. Ia mendapat kepercayaan dari para pemimpin Aceh. Disitulah ia mengetahui kelemahan masyarakat Aceh. Ia menyarankan kepada Belanda untuk mengarahkan serangan kepada para ulama karena kekuatan Aceh terletak pada ulamanya. Ketika dilaksanakan, saran ini berhasil dan Belanda kemudian menguasai Aceh dengan diangkatnya Johannes Benedictus vab Heutsz sebagai gubernur Aceh pada tahun 1898 yang merebut sebagian besar wilayah Aceh. Pada tahun 1903, Sultan Muhammad Dawud menyerahkan diri kepada Belanda setelah anak dan ibunya ditangkap oleh Belanda. Maka pada tahun 1904 seluruh wilayah Aceh jatuh ke tangan Belanda dan kesultanan Aceh pun telah berakhir.
Demikian sejarah kesultananan Aceh, masa kejayaan dan keruntuhan dalam tiga abad. Semoga dapat menambah wawasan anda tentang sejarah bangsa Indonesia. (iwan)
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Aceh

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Sharing tentang krueng Daroy dan kisah cinta sultan dan permaisurinya, It would be interesting too ;)

Unknown mengatakan...

udah di posting disini " http://ailove-engineering.blogspot.com/2013/02/my-name-is-daroy-i-am-not.html " ..
Coba kamu baca.