|
Businessman and woman using a calculator (Photo credit: SalFalko) |
Ailovrends, Dalam proses pekerjaan
bangunan perkiraan jumlah pekerja dan kalkulasi jumlah material sangat berperan
penting dalam kontrol kualitas dan kuantitas pekerjaan. Bag sudah teri
ailovrends yang sudah terbiasa dengan gambar struktur dan angka koefisien pada
analisa satuan pekerjaan hal tersebut bukan pekerjaan sulit, tapi bagi mereka
yang masih sangat baru dalam mengembangkan skill perhitungan jumlah material
dan lainnya merupakan pekerjaan yang cukup sulit dan memusingkan.
Analisa Harga
Satuan Pekerjaan berfungsi sebagai pedoman awal perhitungan rencana anggaran
biaya bangunan yang didalamya terdapat angka yang menunjukan jumlah material,
tenaga dan biaya persatuan pekerjaan, contohnya :
- Pekerjaan plesteran -
satuan pekerjaan m2
- Pekerjaan pas. batu
bata - satuan pekerjaan m2
- Pekerjaan pas. pondasi
batu kali - satuan pekerjaan m3
- Pekerjaan cat catan -
satuan pekerjaan m2
- Pekerjaan rangka atap
- satuan pekerjaan m3
- Pekerjaan reng usuk -
satuan pekerjaan m2
- Pekerjaan genteng -
satuan pekerjaan m2
- Pekerjaan plafon -
satuan pekerjaan m2
- Pekerjaan lantai
keramik - satuan pekerjaan m2
- Pekerjaan beton
struktur - satuan pekerjaan m3
- Pekerjaan kusen -
satuan pekerjaan m3
- dan lain lain.
Daftar diatas
adalah contoh satuan pekerjaan yang biasa dipakai dalam pekerjaan gedung (bisa
diperoleh pada analisa SNI)
Contoh analisa :
1 m3 beton
bertulang campuran 1Pc : 2Ps : 3Kr ( besi 200 kg + bekisting )
Bahan
0.2000
m3 Kayu begesting
1.5000
kg Paku biasa 2" - 5"
0.4000
Ltr Minyak begesting
200.00
kg Besi beton polos
2.2500
kg Kawat beton
8.0750
zak Semen portland
0.5200
m3 Pasir beton
0.7800
m3 Koral beton 2/3
Tenaga
3.9000
Oh Pekerja
0.3500
Oh Tukang batu
1.0400
Oh Tukang kayu
1.0500
Oh Tukang besi
0.2450
Oh Kepala tukang
0.1650
Oh Mandor
Keterangan :
Angka koefisien besi beton 200 kg = jumlah besi yang
dibutuhkan dalam 1 m3 beton,
contoh
perhitungan untuk 10 m3 beton, harga besi per-kg Rp. 10.000,-
harga besi per
m3 beton 200 kg x Rp. 10.000,- = Rp. 2.000.000,-
harga besi
untuk 10 m3 beton Rp. 2.000.000,- x 10 m3 = Rp. 20.000.000,-
bahan yang
butuhkan 200 kg x 10 m3 = 2.000 kg besi
berapa kebutuhan besi dalam lonjor ?
|
cara praktis
menghitung berat besi tulangan
|
cara praktis perhitungan kg besi perlonjor = 0,074 x d x d kg/lonjor
cara praktis
perhitungan kg besi perlonjor = 0,0074 x d x d kg/m
contoh berat besi diameter 12 mm per-lonjor ( 12 m ), 0,074x12x12 = 10,66 kg/ljr
Jumlah total
besi 2.000/10,66 = 187,66 lonjor
(kebutuhan besi
harus dicek dengan memperhitungkan pemotongan dan pembengkokan tulangan sesuai
kebutuhan)
Angka koefisien pasir 0,5200 m3 = jumlah pasir yang
dibutuhkan dalam 1 m3 beton
contoh
perhitungan untuk 10 m3 beton, harga pasir per-m3 Rp. 150.000,-
harga pasir per
m3 beton 0,5200 m3 x Rp. 150.000,- = Rp. 78.000,-
harga pasir
untuk 10 m3 beton Rp. 78.000,- x 10 m3 = Rp. 780.000,-
bahan yang
butuhkan 0,5200 m3 x 10 m3 = 5,2 m3
Angka koefisien tenaga, contoh pekerja 3,9000 Oh ( orang per hari ) = kebutuhan
tenaga kasar dalam 1 m3 beton ( terkait dengan upah dan waktu kerja )
untuk menentukan koefisien
analisa satuan Pekerjaan bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, diantaranya
adalah :
1.
Melihat buku Analisa BOW
Koefisien analisa harga satuan BOW ini berasal dari penelitian zaman belanda
dahulu, sudah jarang digunakan karena adanya pembengkakan biaya pada koefisien
tenaga.
2.
Melihat Standar Nasional Indonesia (SNI)
Standar Nasional ( SNI ) ini di keluarkan resmi oleh Badan Standarisasi
Nasional secara berkala sehigga SNI tahun terbaru merupakan revisi edisi SNI
sebelumya. untuk memudahkan mengetahui edisi yang terbaru, SNI ini diberi nama
sesuai tahun terbitnya misal : SNI 1998, SNI 2002 , SNI 2007, dst
3.
Melihat standar perusahaan
pada perusahaan konstruksi/konsultan biasanya menentukan koefisien analisa
harga satuan tersendiri sebagai pedoman kerja, koefisien analisa harga satuan
perusahaan ini biasanya merupakan rahasia perusahaan.
4.
Pengamatan dan penelitian langsung dilapangan.
Cara ini dilakukan oleh orang yang ahli dan berpengalaman, hasilnya akan
mendekati ketepatan karena diambil langsung dari pengalaman kita dilapangan,
caranya dengan meneliti kebutuhan bahan, waktu dan tenaga pada suatu pekerjaan
yang sedang dilaksanakan.
5. Melihat
standar Harga satuan per wilayah
Harga satuan ini dikeluarkan per wilayah oleh pemerintah / perusahaan, jika
kita menggunakan harga satuan ini maka kita tidak memerlukan koefisien analisa
harga satuan karena untuk menghitung rencana anggaran biaya kita hanya perlu
mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan.
Udah dulu sampai disini saja ya ailovrends, kalau panjang lagi gak akan habis kita kupas. Dodoy masih perlu belajar lagi untuk ini.