Rabu, Februari 06, 2013


Halo Ailovrends, 

Apakah ailovrends pernah punya pikiran bepergian dari Medan ke Banda Aceh? Dengan menaiki bus, ailovrends membutuhkan waktu 10 jam untuk tiba di Banda Aceh dengan nyaman. Atau jika ailovrends buru-buru dan mempunyai kocek yang tebal naik saja pesawat terbang, 45 menit sudah sampai di Bandara Sultan Iskandar Muda. Namun bagaiman orang tempoe doeloe, tahun 1930-an, bepergian dari Medan-Banda Aceh? Mereka umumnya menggunakan jasa transportasi kereta Api.














Stasion KA Banda Aceh di akhir kejayaannya,1970-an.

Berangkat dari Medan dengan kereta api biasanya pada pagi hari, kereta akan berjalan ke arah utara melalui tempat pengilangan minyak BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij) Pangkalan Berandan. Di perbatasan Aceh, yaitu di Besitang, jenis kereta api diganti dari kereta api DSM dengan kereta api Aceh Atjeh Tram yang mempunyai jalur lebih sempit dan gerbong lebih kecil. Perjalanan hingga Langsa melalui daerah-daerah perkebunan karet. Pemandangan kampung-kampung dengan pohon-pohon kelapa dan pisang, rumpun bambu yang rimbun dan persawahan menjadi hiburan tersendiri bagi pengguna kereta api.

Di sepanjang perjalanan banyak dijumpai stasion-stasion kecil. Pada pukul 18.00 sore kereta api sampai di Lhokseumawe, selanjutnya keesokan harinya pada pukul 13.00 siang tiba di stasion Sigli. Di Padang Tiji kereta api berhenti selama + 10 menit untuk ganti lokomotif yang lebih kuat, sebab jalan mulai menanjak melalui batas air antara gunung Seulawah Agam dan gunung Seulawah Inong yaitu melewati krueng Empat Puluh Empat. Pukul 15.00 kereta api berangkat dari Seulimum melalui Indrapuri menuju Lambaro, di Lambaro kondektur kembali memeriksa karcis penumpang. Pada pukul 18.00 sore kereta api baru tiba di stasion Kutaradja. Jadi perjalanan dengan memakai kereta api untuk lintas Medan Kutaradja memakan waktu selama 2 hari!

Pemberhentian terakhir Atjeh Tram melalui sebuah tanggal kecil yang berujung dekat jembatan kereta api yang terbentang di atas kuala, muara Krueng Aceh. Tempat itu berada dekat hutan bakau. Di tempat itu sekarang sudah berdiri dengan kokoh pertokoan Barata Department Store. Jadi, dengan kehadiran kereta api yang diramalkan akan segera beroperasi di Aceh, diharapakan suasana perjalanan seperti tempoe doeloe yang menyenangkan terhidang di depan mata.(t-7/dbs)












Stasion KA Langsa (Dok Kadishubkomintel Provinsi NAD)

Sejarah pembangunan kereta api Aceh sangat unik, berbeda dari daerah lain. Perbedaan ini disebabkan tujuan awal pembangunan kereta api dan siapa saja yang memanfaatkannya. Kereta api Aceh mulanya dibangun sebagai sarana mengangkut peralatan militer dari pelabuhan Ulee Lheue ke Kutaraja atau Banda Aceh. Dengan kata lain kereta api dibangun untuk kepentingan perang daripada kepentingan ekonomi dan sosial. Hingga pada akhirnya juga memberikan keuntungan ekonomi dan politik yang besar.

Pasca reformasi 1998, Presiden RI saat itu, BJ Habibie mengeluarkan janji politik kepada masyarakat Aceh. Salah satu janji-janji itu adalah pembangunan kembali jalur kereta api. Pasca janji tersebut, pada tahun 2002 dibuatlah Rencana Umum Pengembangan Kereta Api Sumatera, yang merupakan hasil kesepakatan Gubernur se-Sumatera.

Enhanced by Zemanta

0 komentar: