Minggu, Februari 17, 2013

Ailovrends, jika Banda Aceh hanya memiliki Koridor yang Ramah Lingkungan hanya dengan Car Free Day saja menurut dodoy belum cukup. Setuju?

Banda Aceh harus segera mencari solusi lain setelah dilakukan Program CarFree Day yang sudah diimplementasikan pada jalan Daud Bereueh pada bagian tengah koridor Kota Banda Aceh saat ini. Solusi lain yang harus dilakukan demi mengatasi kemacetan di hampir semua sudut jalan kota tidak hanya pada satu koridor saja, solusi ini sekaligus mengurangi pencemaran udara. Apakah Pemerintah Kota Banda Aceh sudah ada rencana selanjutnya yang telah dimasukkan pada rencana jangka menengah (RJM) 2012-2016?
Pertumbuhan kendaraan bermotor pribadi yang mencapai 7% untuk sekarang masih sangat disayangkan karena berbanding terbalik dengan penyediaan angkutan missal, seperti Labi-labi yang kita lihat sudah minim berjalan ditiap sudut kota dan seperti Damri yang hanya tinggal beberapa lagi. Kota perlu perubahan alternatif baru.

Adakah solusi jitu mengurangi benang kusut kemacetan dan pencemaran udara berbiaya murah dengan teknologi sederhana, tetapi berdampak positif luas (low cost, low tech, high impact)?

Jawaban dodoy ada! Sediakan jalur pejalan kaki dan jalur pesepeda yang nyaman seperti di London! Hmm.. coba lihat Bentuknya Disini

Dalam perencanaan kota, peruntukan lahan ruang terbangun, dan ruang terbuka hijau (RTH), sistem transportasi publik, sirkulasi pejalan kaki dan sepeda harus mampu bersinergi dengan baik. Pemerintah kota harus mengembangkan kawasan-kawasan kota yang mudah untuk dijelajahi dengan transportasi publik ramah lingkungan (bus trans, monorel, kereta api) bersepeda, dan berjalan kaki seperti yang telah dilaksanakan oleh Bapak Jokowi di Jakarta.

Kawasan pejalan kaki dan sepeda sebagai ruang sosial dan jiwa kota yang sesungguhnya karena berjalan kaki dan bersepeda merupakan hak asasi manusia yang paling hakiki dalam budaya berkota dan beradab.

Ruang jalan yang didominasi kendaraan bermotor harus dikelola ulang menjadi ruang publik yang ramah lingkungan untuk berjalan kaki dan bersepeda. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), kemacetan lalu lintas, pencemaran udara, dan isu pemanasan global membuat banyak penduduk kota dunia di Amerika Serikat, Kanada, Eropa Barat, dan Jepang beralih ke kendaraan nonmotor. Kendaraan ini diyakini lebih ramah lingkungan dan sehat, seperti bersepeda dan atau berjalan kaki.
Berjalan kaki dan bersepeda adalah salah satu jenis alat transportasi paling murah, sehat, dan ramah lingkungan. Warga didorong membiasakan diri berjalan kaki 15 menit atau bersepeda 15 menit-30 menit ke tempat tujuan sekitar yang letaknya tidak terlalu jauh. Ada lima keuntungan bersepeda ke tempat kerja, yakni berolahraga, menghemat energi, ikut melestarikan lingkungan, sehat, dan rekreasi. Budaya berjalan kaki dan bersepeda adalah penanda bagaimana modernisasi dan perkembangan kota dapat berjalan secara humanis.

Kota Amsterdam, Belanda, adalah kota ramah sepeda terbaik di dunia. Kota Boulder, Colorado, mempunyai hampir 500 kilometer jalan kota yang dilengkapi jalur khusus sepeda. Kota Curitiba (Brasil) dan Bogota (Kolombia) membangun jalur pejalan kaki dan pesepeda sejajar jalur koridior bus transkota. Kota Singapura yang lebih cangguh lagi telah menyediakan jalur pesepeda yang panjang dalam bentuk jejaring taman penghubung kota (urban park connector/UPC).


Portugal Park
Station TransMilenio buses.

Urban park connector (UPC) itu berupa koridor jalur pedestrian dan jalur hijau kota (bantaran sungai, tepi rel kereta api, tepi pantai) dalam bentuk taman dan jalur hijau (untuk berjalan kaki dan bersepeda) yang terhubungkan satu sama lain secara berkesinambungan ke seluruh kawasan kota. Koridor dapat diperluas untuk menghubungkan tempat tujuan orang untuk bekerja, berekreasi, berganti moda transportasi dan berolahraga (bersepeda, joging) sehingga mengurangi penggunaan kendaraan bermotor/pribadi, memperbaiki perilaku dan kualitas masyarakat dalam budaya berkota.

Planning UPC in Jakarta
Kapan kira-kira Banda Aceh memiliki program-program yang besar seperti diatas? Kapan kira-kira masyarakat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar? Dan kapan lagi kalau bukan dari sekarang?. Pertanyaan-pertanyaan yang selalu menjadi hal yang sudah dianggap lelucon atau sepele oleh masyarakat kita. Semoga kita sama-sama mencoba merubah pada hal-hal yang kecil dahulu sebelum menuju perubahan besar di Tanah Rencong tercinta kita ini.


0 komentar: